Sebenarnya, aku berencana untuk tidak terlebih dahulu membuat review tentang novel Dilan sebelum selesai membaca ketiga bukunya. Namun, apalah daya, aku takut lupa ketika harus menunggu membaca buku ketiganya. Maka itu, review bukunya ayah Pidi Baiq ini, terlebih dahulu kutulis tentang bagian satu dan dua. Namun aku tetap berharap dapat menulis review untuk novel bagian ketiganya kelak. Dan sebelum memulai, perkenalkan novel bagian satu berjudul “Dilan: Dia adalah Dilanku tahun 1990” dan bagian dua berjudul “Dilan: Dia adalah dilanku tahun 1991”.
Aku sadar, mungkin tidak seharusnya sebagai anak kuliah menangis juga tertawa membaca seluruh bagian kisah yang ditulis ayah Pidi ini. bagaimana tidak? Novel ini tentang kisah asmara dan cinta bocah SMA; kisahnya sarat dengan latar tahun 1990an. Lagi, tentang anak SMA. Masa yang bahkan telah jauh terlewat dari umurku saat ini. tahun 1990an. Masa yang bahkan tidak tau apakah aku sudah terlahir atau belum (maksudnya mungkin saja musim-musim cinta ala dilan datang sebelum tahun 1996an). Namun terlepas dari semua itu, ayah Pidi berhasil membuat kisahnya bahkan mengundang semua umur, semua kalangan dan semua masa perlu membaca.
Ini kisah Milea; yang sekarang sedang menulis tentang kisah cintanya SMA dulu. Milea saat ini memiliki dua orang anak dan satu suami. Namun sayang, bukan Dilan sebagai ayah dari anak-anaknya. Milea kelas 2 SMA, Dilan juga kelas 2 SMA. Milea merupakan siswi pindahan dari Jakarta. Milea cantik, dikejar semua laki-laki yang mengenalnya (bahkan kang Adi; mahasiswa ITB guru pendamping Milea, Pak Dedi: guru olahraga, Anhar teman sekelasnya dan terakhir Yugo; kerabat jauhnya yang datang dari Jerman) mengejar cinta Milea, (belum termasuk list laki-laki lainya, Milea tidak menulis dalam ceritanya, mungkin tidak terlalu penting).
Dilan pintar, seorang panglima tempur geng motor. Selalu mendapat peringkat satu (paling banter peringkat dua). Mahir berpuisi, berani, dan yang paling penting dia mencintai Milea. Dilan anak tentara (letnan Ical, kemudian ditulis). Milea juga anak tentara. Suatu pagi menuju sekolah, Dilan dengan motornya berjalan pelan seiring Milea sedang berjalan. “Aku ramal, aku akan tahu nama kamu, dan kamu akan tahu namaku” kalimat pembuka perkenalan mereka. Setelahnya, Dilan selalu menggunakan kata “ramal” selama melakukan pendekatan hingga pacaran, dan menggantinya dengan kata “lamar”. Ah. Sangat ulala.
Di novel bagian pertama “Dilan : Dia adalah Dilanku tahun 1990” berisi tentang fokus kisahnya dari awal pendekatan Dilan dengan Milea hingga terwujudnya hubungan pacaran diantara keduanya secara resmi. Dilengkapi dengan lembar proklamasi jadian yang ditandangani diatas materai. Sebagai pembaca, pasti akan bahagia haru melihat segala prosesnya. aku sendiri, enggan untuk membaca novel lanjutanya, karena ingin terlebih dahulu menyisakan waktu untuk merasakan emosi kebahagian yang berhasil mengalir dalam nadi dan jiwaku (kwkwkw maap jadi alay). Jika boleh berandai, aku mengandai-andai hidup dijaman mereka jadian. Tidak apa meskipun sebagai penonton (barangkali, aku bisa menjadi sahabat diantara Milea dan Dilan).
Kesedihan yang berhasil membuat mata tidak tahan untuk berair, justru datang pada kisah di novel bagian dua “Dilan : Dia adalah Dilanku tahun 1991”. Begini deretan kisahnya. Dilan berantem dengan Anwar kerena awalnya Anwar menampar Milea (sebenarnya secara detail, ini dibahas di novel bagian pertama). Dilan dikeroyok oleh rombongan kaka Anwar. Dilan melakukan aksi balas dendam ke kaka Anwar bersama geng motornya. Akew (salah satu teman satu geng dilan) mati terbunuh dikeroyok paska aksi balas dendam yang dilakukan Dilan bersama gengnya. Dilan kembali melakukan aksi balas dendam atas terbunuhnya Akew. Milea capek dengan semuanya, kemudian meminta putus.
Kau tau? Mengapa semuanya kuanggap sebagai suatu yang membuat sedih? Milea selama ini tidak pernah suka kalau Dilan menjadi bagian dari geng motor. Milea tidak suka karena kehidupan geng motor terlalu banyak resiko buat Dilan. Dia Dilan-nya Milea. Dilan adalah bagian kehidupan Milea. Milea tak mau Dilan ada apa-apa. Milea cinta Dilan. Sedih saja, mengapa kisahnya musti ditutup dengan gampangnya mereka putus. Diakhir, Milea hilang kontak dengan Dilan. Milea punya pacar baru. Dilan punya pacar baru. Milea berkeluarga dengan pacar barunya. Hingga hari ini. Milea masih merindukan Dilan.
Begitulah kisah ditutup.
Leave a Reply