Kali ini aku ingin menuliskan review novel dengan judul “Biru” yang ditulis oleh Fira Basuki. Merupakan novel yang aku pikir ditujukan untuk pembaca dewasa; karena bukan hanya kompleksitas kisah cerita yang sangat dekat dengan problematika kehidupan orang-orang ‘dewasa’, tetapi juga rasanya kurang enak jika dibaca oleh anak-anak atau remaja karena terdapat beberapa (bahkan banyak wkwk) bagian yang cukup slur menggambarkan kondisi dan adegan seksual. Meskipun tidak ditulis secara detil mengenai mekanisme dan tata-cara berbuat seksual, tapi hampir pasti anak-anak maupun remaja dapat membayangkan meski bagian cerita digambarkan hanya sepenggal dua penggal kata.
Sebenarnya, sebagai pembaca hampir pasti dibuat penasaran dengan apa yang akan terjadi ketika reuni alumni SMA Surya nanti. Kisah dibuka dengan adanya undangan reuni dari Aris (tokoh yang digambarkan sebagai laki-laki penggoda perempuan; bahkan pernah meniduri salah satu teman SMAnya). Setelah undangan tersebar, penulis mencoba menyajikan kisah dari berbagai sudut pandang tokoh dengan alur maju-mundur. Dalam hal ini, semua tokoh memiliki waktu masing-masing untuk menceritakan kisahnya dalam sudut pandanganya sendiri ( poin ini menjadi salah satu dari sekian banyak bagian yang membuat aku tidak bisa berhenti untuk membaca; selalu penasaran dengan akhirnya nanti akan seperti apa).
Ada baiknya; aku coba tuliskan beberapa tokoh yang berkesempatan membagi sudut pandangnya. Dimulai dari :
Aris dibesarkan di lingkungan panti asuhan yang ditengarai oleh para suster. kehidupan di panti asuhan tentu membuatnya selalu dibayang-bayangi oleh sosok mana ibu dan ayah; tapi sayang, selama dia hidup (bahkan saat ini dia sedang di penjara) baru mengetahui siapa ibu tepat saat menghadiri pemakaman suster atas kematian serangan jatuh dan penyakit tua. Konon, saat itu, Aris mendapatkan sebuah surat dari suster yang selama ini dia anggap sebagai ibu (tapi meninggal sebelum aris mengijak umur sekolah). Suster Gloria. Ibu aris sesungguhnya yang ditinggalakan oleh seluruh anggota keluarganya ke Manado lantaran kondisi hamil Gloria paska lulus SMA, diperkosa sejumlah laki-laki preman.
Aris dipenjara atas tuduhan korupsi dana sosial; juga dianggap telah banyak melakukan penindasan kepada perempuan SMA yang ditidurinya. Sayangnya, dalam sudut pandang Aris, perilaku yang dia lakukan adalah bukan perkara kejahatan. dia merasa selain perlu menghidupi orang-orang sekitarnya melalui kegiatan sosial yang dimiliki. Dia juga perlu menghidupi dirinya sendiri. Soal perempuan SMA yang ditidurinya, selama ini semua perempuan yang mau tidur denganya adalah anak-anak yang memang membutuhkan kasih-sayang; seringkali Aris temui semua perempuanya tidak mendapatkan perhatian tulus orang tua karena kesibukan menghimpun pundi-pundi penghidupan.
Candy; perempuan model Singapura asal Indonesia. Sebelum lulus dari SMA Surya, Candy pergi ke singapura dengan menjual rumah peninggalan neneknya (kedua orang tua Candy meninggal yang setelahnya, ditipkan kepada neneknya). Sebagai model, dia selalu dihadapkan dengan tuntutan untuk menjaga penampilan cantik dan tahan keriput. Oleh karenanya, tidak tanggung hampir keseluruhan pendapatan yang dimiliki, digunakan untuk menjaga kecantikan tubuh dan paras. Sebagai model, pengorbanan tentu bukan hanya soal kecantikan, tetapi selangkangan dan selaput darah harus rela dia beri bagi siapa mau. Pengorbanan yang pada akhirnya membawa Candy pada lilitan utang atas pengeluaran kecantikan dan herpes kelamin atas perilaku seksual. Candy meninggal di kamar hotel tempat seharusnya reuni dilaksanakan, Jakarta.
Mario. Sosok lelaki yang mendamba Candy. Laki-laki yang merasa kecut karena penisnya tidak bisa berdiri tepat saat Candy mendaratkan bibir ke bibirnya. Selagi masih mendamba, Dia pergi ke Filipina (tempat dia dilahirkan) dan kembali ke Indonesia dengan sembuhnya penyakit kesulitan ereksi yang Dia miliki. Namun sayang, Cindy telah mati justru ketika burungnya telah siap menari-nari.
Kira, Lindih dan Mas Aan. Kumpulan individu yang tengah diikat oleh rasa hianat dan cinta. Cinta segitiganya memiliki keunikan yang tiap pribadi menuangkan dalam ragam macam rasa.
Untuk tokoh yang tidak kusebutkan, kiranya penikmat dan pembuat perlu mengucap terimakasih karena telah melengkapi secara banayk. Seperti apa yang selalu semua orang damba tentang kesempurnaan, bahkan pada satu kisah sekalipun. Kesempurnaan bukan datang pada tanpa kekurangan. Kesempurnaan justru datang pada kekurangan – kekurangan yang saling melengkapi.
Terakhir, aku ingin mengucapkan rasa sayang pada kisah Fira Basuki ini. sayang sekali bahwa akhir dari kisahnya aku pikir telah dibiarkan dalam ruang kosong tak dihuni. Reuni yang aku tunggu akan menjadi puncak bersatunya kisah-kisah diatas, justru tetap menggantung dibiarkan pada ditutupnya kisah masing-masing tokoh. Reuni yang diawal menjadi titik balik setiap pembaca dibuat penasaran oleh kisahnya; malah tidak sedikitpun memberikan gambaran utuh tentang jawaban pembaca yang selama ini dicari-cari, seperti akan ada apa di Reuni?
Leave a Reply