Ini merupakan buku kedua dari dwilogi Saman (buku pertamanya pernah diuplod satu bulan silam-silakan kunjungi feed wwkw)
Tetap masih selalu meninggalkan akhir yang menggantung; begitulah mungkin enaknya menjadi penutur, selalu bisa menentukan awal dan akhir dari kisahnya yang dibuat. dikehidupan ini, sayangnya kita adalah aktor, tidak tahu kapan memulai juga tak paham bagaimana akhir dari drama hidup yang kita jalani.
Larung, diawal kisahnya merupakan tokoh yang memiliki keharusan untuk membunuh neneknya. nenek yang sebenarnya telah mati dari dulu, namun jasadnya tertinggal lantar ilmu susuk dan mantra tetap disayang. oh mungkin salah, bukan membunuh seharusnya kata kugunakan, tetapi membantu jalan arwah neneknya terbuka untuk pergi; selama ini terkurung oleh mantra dan susuk.
Larung dan saman, dipertemukan dalam sebuah misi penyelundupan penyelamatan aktivis HAM, penggerak rakyat bawah. Yasmin lah ditutur sebagai perantara keduanya. Kisah ditutup (ini yang kumaksud dengan digantung) dengan ditembaknya Larung dalam letupan redam pistol dimisi ini. Selesai.
Tidak berakhir bahagia, tiidak pula paham akan kaya mana. Tapi getir ditinggal untuk dirasa pembaca.
Leave a Reply