Merupakan resume yang ditulis oleh:
Ahmad Rofai
Ayu Asri Fauziah
Nur Afifah
Puti Rani Aisyah
Rizki Maulana
2014, Imu Kesejahteraan Sosial
Universitas Indonesia
———-
The Problems
Pada tahun 2008, sekitar 12% dari lebih dari 36 juta orang hidup di bawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan adalah tingkat pendapatan yang dianggap cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar. Kemiskinan bukan hanya karena pendapatan di bawah rata-rata, melainkan juga karena seringnya kelaparan, kekurangan gizi, tidak memiliki air yang mengalir, tempat tinggal di bawah standar, dan lain sebagainya. Mereka yang hidup di bawah kemiskinan menerima pelayanan-pelayanan (kesehatan, pendidikan, dll.) yang cenderung buruk. Sehingga kemiskinan sering menyebabkan keputusasaan, harga diri rendah, dan menghambat pertumbuhan (termasuk pertumbuhan fisik, sosial, emosional, dan intelektual pertumbuhan).
A Brief History of Our Respon to The Poor
Selama periode abad pertengahan di Eropa, tepatnya tahun 1601 terkenal sebuah hukum yang bernama Elizabethan Poor Law, yangmana hukum ini melihat bahwa mengemis bukanlah mengemis bukanlah masalah kemiskinan, melainkan masalah sosial. Hukum ini membagi tiga katagori, yaitu (1) The able-bodied poor, yaitu orang yang berbadan sehat akan ditawari pekerjaan, apabila menolak akan dicambuk, dipenjarakan, atau dipulangkan, (2) The impotent poor (lansia atau orang yang memiliki kecacatan) mereka akan diberi bantuan dan di tempatkan di Almhouses, (3) anak-anak yang orang tuanya tidak bisa memberikan mereka kelayakan hidup. Selanjutnya merupakan perkembangan pengentasan kemiskinan di US. Presiden-presiden di US membuat kebijakan yang bermacam-macam. Mulai dari bantuan langsung, hingga program yang bertuan untuk mengurangi ketidaksetaraan kekayaan dan pendapatan antara kelas atas dengan kelas menengah atau bawah.
The Rich and The Poor
Ada dua cara untuk mengukur tingkat ekonomi, yaitu dengan pendapatan dan kekayaan. Pendapatan mengacu pada uang yang didapat seseorang pada tahun tertentu, sedangkan kekayaan adalah total kepemilikan aset-aset tertentu. Kemiskinan dunia memberikan kontribusi untuk degrasi lingkungan, ketidakstabilan politik, dan kekerasan, yang menguras sumber daya yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan bangsa. Perbedaan ekonomi antara yang kaya, menengah, dan miskin memiliki efek mendalam pada gaya hidup, sikap terhadap orang lain, dan bahkan sikap terhadap diri sendiri. Masyarakat miskin tidak memiliki kebebasan dan otonomi dalam bermasyarakat. Disisi lain, kekayaan memberikan kekuatan, kebebasan, dan kemampuan untuk mengarahkan seseorang terhadap nasibnya sendiri. Kurangnya pendidikan dan uang untuk perjalanan, membuat yang miskin memiliki wawasan yang terbatas. Sebaliknya dunia yang kaya akan mendapatkan pendidikan terbaik, serta dapat mengunjungi tempat-tempat yang bahkan orang-orang miskin belum pernah mendengarnya. Dalam masyarakat saat ini, orang dihakimi dengan sebanyak apa yang mereka miliki sebagai siapa orang tersebut dipandang.
Defining Poverty is A Policy Problem
Definisi biasa pada kemiskinan didasarkan pada kurangnya uang dan pendapatan tahunan dengan ukuran yang paling umum diterapkan. Terdapat dua pendekatan yang digunakan untuk mendefinisikan kemiskinan, yaitu pendekatan absolut dan pendekatan relatif.
Pendekatan absolut/mutlak menyatakan jumlah tertentu barang dan jasa yang sangat penting yang dibutuhkan individu atau kesejahteraan keluarga. Masalah serius pendekatan ini adalah kemiskinan bersifatrelatif terhadapwaktu dan tempat. Perlu disadari bahwa kemiskinan didasarkan pada kondisi masyarakat itu sendiri, bukan mengacu pada orang lain di sekitar mereka.
Pendekatan relatif menyatakan bahwa seseorang dikatakan miskin apabila pendapatannya secara substansial kurang dari pendapatan rata-rata penduduk. Dengan pendekatan ini, kemiskinan akan bertahan selama ketimpangan pendapatan masih ada. Kelemahan utama pendekatan ini adalah bagaimana buruk atau baiknya seseorang yang memiliki pendapatan dibawah masih dapat bertahan hidup.
Maka dari kedua pendekatan ini, pemerintah federal memilih pendekatan absolut/mutlak dalam mendefinisikan kemiskinan.
Who are The Poor?
Kemiskinan terkonsentrasi di katagori populasi tertentu, yaitu
- One-Parent Families
- Children
- Older Adults
- Large Families
- People of Color
- Education
- Employment
- Place of Residence
Causes of Poverty
- Pengangguran tinggi
- Kesehatan fisik yang buruk
- Cacat fisik
- Masalah emosional
- Tagihan medis yang mahal
- Alkoholisme
- Kecanduan obat
- Keluarga besar
- Pemindahan pekerjaan secara otomatis
- Kurangnya keterampilan kerja
- Tingkat pendidikan rendah
- Rumah tangga yang dipimpin oleh perempuan
- Biaya hidup meningkat dengan pendapatan tetap
- Diskriminasi rasial
- Labeling mantan narapidana atau gila
- Tempat tinggal di wilayah geografis dimana pekerjaan langka
- Perceraian, desersi, atau kematian pasangan
- Perjudian
- Penganggaran dan salah guna sumber daya
- Diskriminasi gender
- Konsekuensi korban kejahatan
- Nilai anti etos kerja
- Setengah pengangguran
- Bayaran upah yang rendah
- Memiliki cacat kognitif
- Pensiun
Dan masih banyak lagi masalah-masalah yang dapat menyebabkan terjadinya kemiskinan. Untuk beberapa masalah sosial, kemiskinan juga merupakan penyebab dari masalah-masalah lain, seperti masalah emosional, alkoholisme, dan pengangguran. Hal ini menyebabkan kemiskinan merupakan kunci dari semua masalah sosial.
The Culture of Poverty
Ada pendapat yang menyatakan kalau budaya miskin diturunkan dari generasi ke generasi dalam siklus
Namun, pendapat ini masih terdapat pro dan kontra mengapa seseorang dapat terjebak dalam kemiskinan.
Function of Poverty
Jelaslah bahwa kemiskinan itu merupakan disfungsional, terutama bagi orang miskin itu sendiri. Namun, kemiskinan memili beberapa fungsi di dalam masyarakat, yaitu
- Mereka bersedia melakukan pekerjaan yang tidak ingin dilakukan oleh orang lain
- Kegiatan mensubsidi mereka agar lebih makmur (contoh; pembantu rumah tangga dengan upah rendah)
- Mereka membantu menciptakan lapangan pekerjaan
- Mereka membeli barang berkualitas rendah yang tidak bisa dijual
- Mereka sebagai contoh penyimpangan yang akan mendukung tegaknya norma
- Memberikan kesempatan para agamawan untuk membantu yang kurang beruntung
- Mereka membuat mobilitas untuk orang lain, karena kompetisi pendidikan yang baik akan mendapatkan pekerjaan yang baik pula
- Mereka berkontribusi untuk kegiatan budaya (menyediakan tenaga)
- Mereka menciptakan bentuk-bentuk budaya (jazz dan blues)
- Mereka melayani lawan sebagai simbolis untuk beberapa kelompok politik dan sebagai konstituen bagi orang lain
- Mereka sering menyerap biaya perubahan
Sebagian karena kemiskinan merupakan sesuatu yang fungsional, masyarakat cenderung setengah hati dalam berupaya menghilangkan atau mengurangi kemiskinan. Maka redistribusi pendapatan menjadi tidak seimbang, kebijakan dianggap tidak demokratis, dan lain-lain.
Social Welfare Policies and Programs
Social Security Act 1935 adalah salah satu bagian yang paling penting dari undang-undang membentuk kebijakan kesejahteraan sosial selama abad terakhir. Hal ini didirikan program dalam tiga kategori :
- Kesehatan dan kesejahteraan : layanan yang diberikan kepada orang termasuk anak asuh, adopsi, protective services, kegiatan untuk “orang dewasa, ibu dan pelayanan kesehatan anak, kegiatan kesehatan masyarakat,” dan berbagai program publik lainnya.
- Asuransi sosial : manfaat keuangan yang diberikan untuk orang yang mendapatkan perlindungan seperti kehilangan upah akibat pension, cacat berkepanjangan, kematian, atau pengangguran dan perlindungan terhadap biaya perawatan medis selama usia tua dan cacat.
- Bantuan umum : keuangan dalam bentuk layanan atau barang dibandingkan dengan uang tunai manfaat diberikan kepada orang-orang yang tidak bisa menghidupi dirinya sendiri.
Asuransi Sosial dianggap hak rakyat karena para pekerja dan pengusaha membayar premi saat mereka bekerja. Asuransi melindungi orang dalam hal bahaya ataupun kerugian. Orang yang menerima manfaat asuransi sosial dari keuntungan bekerja dan membayar premi, sehingga manfaat itu untuk mereka dan keluarga mereka yang dianggap sebagai hak mereka.
Sebaliknya bantuan publik didasarkan pada kebutuhan. Ketika orang-orang yang tidak mampu menghidupi diri sendiri, pemerintah memberikan manfaat keuangan untuk membantu mereka. Orang-orang yang menerima manfaat bantuan publik tidak pernah membayar premi seperti yang dilakukan oleh orang-orang dengan asuransi sosial.
Social Work Roles
Para pekerja sosial kemungkinan bekerja dalam lembaga pelayanan sosial. Namun, mereka kemungkinan besar akan bekerja dengan klien yang memiliki masalah tentang keuangan dan ikut menerima manfaat dari program ini. Oleh karena itu, penjelasan singkat dari asuransi sosial utama dan program bantuan masyarakat yang disediakan.
Social Insurance Policy
Kemiskinan berkaitan dengan masalah sosial lainnya. Hampir setiap pelayanan sosial ada untuk bekerja dalam memberantas kemiskinan (termasuk pecandu alkohol, program pelayanan kesehatan, orangtua tanpa pasangan, adopsi dan sebagainya). Program secara tidak langsung mengurangi kemiskinan dengan mengurangi dikaitkannya masalah sosial. Asuransi sosial adalah program keuangan dengan pajak dari karyawan, pengusaha atau dari keduanya. Asuransi publik merupakan program yang memberikan manfaat yang diambil dari penghasilan pemerintahan.
Program utama asuransi sosial di Amerika mencakup asuransi tentang orang yang sudah tua, disabilitas, asuransi kesehatan, asuransi pengangguran, dan kompensasi pekerja.
Old Age, Survivors, Disability, and Health Insurance
Social Security, biasa digunakan di Amerika, merupakan program terbaik yang menyediakan keuntungan finansial kepada pekerja yang pensiun atau memiliki disabilitas. Program ini termasuk juga kedalam kategori asuransi sosial. Karena program ini termasuk kepada asuransi sosial, orang-orang yang memenuhi syarat untuk menerima hak nya mendapatkan asuransi sosial, akan mendapatkan layanan dari asuransi sosial
Asuransi sosial berkembang tahun 1935 yang berawal dari Social Security Act. Tujuan dari program ini adalah untuk mengganti pendapatan yang hilang ketika pekerja menemui masa pensiun/ tidak lagi mampu bekerja. Dana yang diberikann didasarkan pada pendapatannya sebelumnya. Tunjangan ini diberikan secara berkala, misalnya 6 bulan sekali. Baik kaya maupun miskin, masyarakat berhak atas bantuan ini. Tunjangan ini diberikan kepada mereka yang berumur 65 tahun atau lebih untuk memenuhi kebutuhan suami/ istri yang bergantung dan juga untuk anak-anak yang berusia di bawah 18 tahun. Tunjangan juga berhak diterima oleh wanita/ pria yang pasangannya meninggal dan sempat bekerja sehingga penanggung hidupnya tidak lagi dapat membiayai kebutuhan orang tersebut. Banyak pendapat bahwa orang-orang dengan keterbatasan lebih layak untuk dibantu dibanding dengan kelompok-kelompok masyarakat yang lainnya. Dalam sejarah tercatat bahwa pekerja disabled yang tidak lagi bekerja bahkan diberikan tunjangan sebesar 50-70% dari pendapatan sebelumnya.
Keikustertaan pekerja dalam program asuransi ini adalah wajib. Pembayaran dilakukan melalui pajak secara teratur dan senilai oleh pekerja. Namun dana OASDHI ini sempat menuai beberapa masalah seiring dengan adanya liberalisasi tunjangan. Jumlah penerima meningkat. Akhirnya muncul perhatian apakah dalam sistem pembayarannya, dana harus dinaikkan, alokasi tunjangan yang diberikan harus dikurangi atau bahkan keduanya.
- Retirement Benefits
Pekerja berkontribusi sebanyak 6,2% dari pendapatannya, untuk asuransi hari tua, keselamatan, dan disabilitas. Para pekerja membayar sebanyak 6,2% dari pendapatannya untuk mendapatkan asuransi tersebut. Dan mereka ber hak mendapatkan jatah pensiun setelah mereka ber umur 62 atau lebih , tetapi mereka baru bisa mengambil uang pensiun secara penuh pada saat berumur 65 tahun .
Di masa mendatang, umur minimal untuk mendapatkan uang pensiun secara penuh dinaikkan, menjadi pada saat umur 67 tahun. Pada tahun 2008 , saat berumur 65 tahun , seseorang sudah dapat mengambil uang pensiunnya secara penuh.
- Disability Benefits
Kingson, mengemukakan hak yang didapatkan oleh penyandang disabilitas. Pekerja akan mendapatkan hak-nya terhadap asuransi disabilitas setelah 5 bulan mereka terkena disabilitas. Rata-rata penyandang disabilitas mendapatkan sekitar Rp 9.000.000 untuk bantuan setiap bulannya. Penyandang disabilitas juga akan mendapatkan perawatan kesehatan setelah mendapatkan bantuan berupa uang.
- Survivor Benefits
Asuransi keselamatan memberikan keuntungan atau bantuan kepada seseorang jika ia mendapatkan masalah dengan keselamatan. Sebagai contoh keluarga seorang pekerja akan mendapatkan uang asuransi setelah si pekerja meninggal karena kecelakaan yang ditanggung oleh asuransi keselamatan
Unemployment Insurance
Program ini juga diciptakan pada tahun 1935 Social Security Act dan memberikan manfaat bagi pekerja yang telah di-PHK atau, dalam kasus-kasus tertentu, dipecat. Pengangguran asuransi dibiayai oleh pajak pada pengusaha. Jumlah dan durasi manfaat mingguan bervariasi dari negara ke negara. Di banyak negara, pengangguran yang memenuhi syarat untuk manfaat selama sekitar satu tahun. Untuk memenuhi syarat di kebanyakan negara, seseorang harus (a) telah bekerja sejumlah minggu dalam pekerjaan tertutup; (b) siap, bersedia, dan mampu bekerja; (c) mengajukan klaim manfaat dan terdaftar dalam pekerjaan kantor public; dan (d) menunjukkan bahwa pengangguran adalah karena kurangnya pekerjaan padahal memenuhi syarat.
Manfaat asuransi pengangguran membantu individu dan keluarga yang menjadi pengangguran. Dalam masyarakat kita, di mana pekerjaan dihargai tinggi, karena tanpa bekerja bisa menjadi merendahkan pengalaman mereka. Tingginya pengangguran menunjukkan kurangnya pekerjaan yang tersedia.
Workers’ Compensation Insurance
Program ini memberikan pendapatan dan bantuan dalam biaya pengobatan untuk luka yang diderita dalam pekerjaan. Program ini diberlakukan setelah serangkaian tuntutan hukum oleh karyawan yang terluka terhadap pengusaha. Asuransi kompensasi pekerja membayar yang cacat total atau sementara dan meninggal dunia. Asuransi kompensasi pekerja juga memberikan manfaat kesehatan meliputi rumah sakit dan biaya dokter dan manfaat rehabilitasi juga tersedia bagi mereka membutuhkan perawatan berkelanjutan dan pelatihan ulang untuk menjadi dipekerjakan kembali. Kompensasi pekerja dibiayai oleh pajak pada pengusaha.
Medicare
Pada tahun 1965 kongres diberlakukan judul XVIII (Medicare) untuk UU Social Security Act. Medicare dibagi dalam dua bagian: asuransi rumah sakit dan asuransi kesehatan. Asuransi rumah sakit membantu membayar untuk perwatan rawat inap rumah sakit, pelayanan perawatan dalam fasilitas keterampilan perawat, perawatan kesehatan di rumah, dan perawatan rumah sakit. Asuransi kesehatan membantu membayar untuk jasa medis dokter yang diperlukan, rawat jalan pelayanan rumah sakit, dan sejumlah pelayanan kesehatan lainnya dan persediaan yang tidak tercakup oleh asuransi rumah sakit bagian dari medicare. Bagian asuransi rumah sakit dibiayai oleh biaya tambahan pada pajak jaminan sosial dibayar oleh pengusaha dan karyawan. Bagian asuransi kesehatan adalah rencana asuransi sukarela yang pendaftar dibebankan pada premi bulanan.
Sosial work dan public welfare
Sudah punya UU sendiri yang tujuannya untuk menghapus kemiskinan ada 2 bentuk penegasan untuk penghapusan kemiskinan
- Pemberian pelayanan sosial yang telah dilakukan sejak 1935 di dalam sosial security act Amerika
- Financial assistance sejak 1972 namun sering disalah gunakan sehingga sosial worker sering mendapatkan gratifikasi yang menimbulkan frustasi, sumber frustasi yang lainnya
- Kerjanya terlampau banyak
- Banyak klien yang meminta layanan yang tidak ada program
- Perubahan birokrasi public welfare
- Terlampau banyak kasusu sehingga tidak optimal penyelesaiannya
- Perubahan yang mendasar
- Bertemu dengan klien yang kurang motivasi
Social worker yang baru sering mengalami reality shock karena kasus-kasusnya bermacam-macam.
Working with discouraged people
Social worker bertemu dengan klien yang tidak punya motivasi jadi hasilnya tidak bagus pekerja sosialnya kesusahan. Tetapi social worker harus bisa memotivasi kelien-klien tersebut bair bisa mempunyai motivasi yang bagus menurut Lewis terdapat beberapa bentuk orang-orang yang memotivasi
- Menerima orang itu apa adanya bukan masalah yang dihadapi
- Tidak menyalahgunakan klien
- Memberikan perhatian
- Memotivasi klien bahwa konselor itu penting
- Memberikan rewards
- Memotivasi tentang keprcayaan diri
- Menyampaikan antusiasme yang tulus tentang kepentingan orang putus asa, gagasan, dan tindakan berani mengambil resiko.
- Tidak menjudge orang lain
- Selalu mendengarkan dan memahami
- Membantu klien menemukan tujuan hidup klien
- Membiarkan klien memilih tujuan hidupnya sendiri
- Mendukung semangat yang muncul dari orang yang tidak termotivasi
- Membantu discouraged bahwa menyalahgunakan diri sendiri mempunyai efek yang buruk
- Memotivasi discouraged person apapun bisa dilakukan
- Mencari keunikan dan kekuatan dari individu tersebut
- Membantu discouraged membentuk persepsi baru atau alternative
- Menjelaskan dampak negative ketergantungan terhadap satu orang saja.
PUBLIC ASSISTANCE POLICY
Kebijakan Bantuan Publik sering juga disebut sebagai “kesejahteraan”, bantuan publik menyediakan berbagai kebutuhan yang diperlukan manusia sebagai pemenuhan hak atas kewarganegeraannya. Hal ini terjadi karena masyarkat membayar pajak yang dipungut pemerintah.
Bantuan keluarga dalam perspektif sejarah
Pada 22 agustus 1996, program utama yang dilakukan oleh Amerika Serikat dalam banduan keluarga adalah berdirinya Aid to Familiy with Dependent Children (AFDC). Program ini diberikan kepada anak yang tidak memiliki orang tua karena meninggal, atau memiliki orang tua yang tidak mampu baik fisik maupun mental. AFDS diberikan pula kepada keluarga yang memiliki standar tertentu berdasarkan komposisi kelurga, level pendapatan, umur anak, dan partisipan yang memiliki keinginan untuk berpatisipasi dalam program kerja kesejahteraan pada departemen sosial untuk mecapai dukungan anak. Keluarga yang telah lolos verifikasi dalam proses AFDS akan mendapatkan Medicaid (asuransi kesehatan) dan food stamps (kupon untuk mendapatkan makanan).
Temporary Assistance to Needy Families
Di tahun 1996 kongres ameriika serikat membuat program baru yakni, Temporary Assistance to Needy Families (TANF) program ini hadir untuk menggantikan program AFDC yang bukan hanya memberikan uang langsung kepada keluarga miskin, tetapi juga memberikan biaya kepada negara dengan sistem yang bernama “Block Grants”. Beberpa tujuan TANF adalah :
- Mendampingi keluarga miskin, sehingga anak dapat diperhatikan dirumahnya sendiri.
- Mengurangi keluarga/orang tua yang masih bergantung pada negara dengan mempromosikan kesiapan bekerja, dan pernikahan
- Menjaga untuk tidak terjadinya hamil diluar nikah
- Meningkatkan adanya dual parent.
Time Limits
TANF membuat batas waktu bagi penerima bantuan, klien biasanya harus mendapatkan pekerjaan dalam 2 tahun masa bantuan (boleh kurang). Penerima bantuan tidak akan menerima kembali bantuan dalam waktu lima tahun. Dalam beberapa negara ada juga yang memberikan bantuan tanpa batas waktu dengan pertimbangan penerima yang kurangnya memiliki pendidikan tinggi, pengalaman kerja, beberapa yang mengalami gangguan mental dan fisik.
Work, Child Care, and Transportation
TANS telah menekankan pada pembukaan lowongan kerja bagi para keluarga penerima bantuan dibandingkan AFDS. Pertanyaan muncul “bagaiamana single mother dapat mengasuh anaknya ketika ia bekerja?” (single parent harus bekerja sedikitnya 30 jam/minggu dan dual parent 35 – 55 jam/minggu). Maka dibuat peraturan bahwa ibu/bapak tidak boleh bekerja diluar rumah selama anaknya masih dibawah 6 tahun. Pemerinta juga menyediakan rumah titipan buat anak. Mengenai transportasi, karena kebanyakan penerima adalah orang desa yang harus bekerja dikota, maka seluruh pembayaran transportasi untuk bekerja ditanggung pemerintah, atau terkadang, pemerintah menyedikan sopir relawan untuk membawa penerima bantuan bekerja.
Equitability Among States
Dalam TANF orang-orang yang mendapat bantuan adalah mereke yang benar-benar miskin diantara keluarga miskin dinegara tersebut.
Impositions on Family Structure
Dalam hal ini, TANF memberikan bantuan kepada kelurga tertentu namun juga menuntut kewajiban kelurga penerima bantuan untuk bekerja membayar apa yang telah pemerintah beri. Terkadang hal ini dianggap kurang fair dan membuat keluarga jauh lebih susah untuk membayar kembali untuk mencapai tujuan TANF.
Education and Training for Better Job
Negara dalam perbandingan pengeluaran, telah sedikit membrikan alokasi dana untuk pendidikan dan pelatihan kerja untuk penerima bantuan.
Job Quality and Benefits
Peneliti telah mengindikasikan bahwa kekuatan ekonomi turun diantara tahuun 1999 sd 2002. Mantan penerima bantuan TANF telah meningkat dalam kesulitan mencari kerjaan, bahkan keluarga yang benar-benar tidak mampu terpaksa harus kembali ke TANF. Alasan mengapa manta npenerima TANF juga mendaptakan gaju yang rendah, karena seteah meninggalkan
Stereotypes About Public Assistance Recipients
Hanley dan Danziger telah menjelaskan stereotipe yang sudah secara men-general adalah, orang dapat dikatakan miskin karena kegagalan karakter individu. Lebih khususnya, penerima program kesejahteraan dianggap malas, tidak mempunya keinginan untuk bisa bekerja.
Supplemental Security Income
Suplementary Security Income (SSI) program pemetintah yang menyediakan sebuah pendapatan minimun ditujukan untuk orang miskin yang tua, cacat atau buta. Dana dikelurakan oleh Social Security Administrations juga penarikan pajak dari masyarakat.
Medicaid
Madiciad merupakan bantuan sosial yang dikeluarkan oleh pemerinta yang membayar pelayanan medis dan perawatan untuk orang yang tidak bisa membayar sendiri karena keterbatasan finansial yang dimiliki. Penerima termasuk orang tua, buta, dependent children, cacat, juga mereka yang telah lulus verifikasi digolongkan untuk dapat menerima bantuan. Sebagai catatan, mediciad adalah program jangka panjang perawatan untuk oranng tua dalam rumah peduli.
Food Stamp
Food Stamp merupakan program kredit pemerintah untuk pembayaran atas makan primer, tumbuhan, dan akar yang diberikan kepada orang miskin. Program ini ditujukan untuk mengurangi angka kelaparan. Blau (2007) mengungkapkan bahwa dalam kondisi saat ini, meskipun secara original dari awal adalah dengan menggunakan kupon, namun sekarang mayoritas negara telah menggantinya dnegan mengggunakan sistem elektronik transfer (menggunakan kartu).
Untuk orang yang memenuhi syarat menrima program ini adalah ditentukan dengan formulasi banyaknya pendapatan dan aset. Spesial pengecualian kepada mereka yang sudah tua, buta, dan orang yang menyandang disabilitas.
General Assistance
General Assistance (GA) merupakan program yang didirikan pemerintah bagi mereka yang tidak menerima baik TANF maupun SSI. Mereka biasanya adalah orang tidak memiliki anak, dan yang berumur dibawah 65 tahun. Program GA ini secra komplit di biaya oleh pemerintah.
Housing Assistance
Masalah yang dihadapi oleh masyarakat amerika adaah semakin tingginya nilai rumah, terutama jasa penyewaan rumah, hal ini membuat merekayang miskin tidak dapat memiiliki rumah (sulit). Maka dari itu, pemerintah memberikan program dengan bantuan penyewaan, pembangunan hipotek bagi mereka yang memenuhui syarat yang sudah pemerintah tentukan.
POVERTY IN THE UNITED STATES
Kornblum dan Julian (2007) mendefinisikan kemiskinan sebagai suatu kondisi tidak memunyai uang yang cukup untuk membeli barang yang dibutuhkan dan diinginkan. Ada tiga faktor yang dikaitkan dengan kemiskinan, antara lain: gender, struktur keluarga, dan ras. Menurut survei yang dilakukan U.S. Census Bureau pada tahun 2007, wanita-wanita lebih rentan terhadap kemiskinan daripada pria dikarenakan apa yang dinamakan “glass ceiling” oleh Kirk & Okazawa-Rey. Glass ceiling adalah suatu keadaan yang mana seakan ada langit-langit kaca yang memisahkan pria dan wanita dalam pekerjaan. Pria lebih cenderung bekerja sebagai dokter, pengacara, pejabat yang mana gajinya sangat besar (white-collar job). Sedangkan, wanita cenderung bekerja sebagai sekretaris, jurnalis, guru yang mana gajinya umumnya rendah (pink-collar job).
Saat ini, angka perceraian sangat tinggi dan menyebabkan banyak keluarga yang dikepalai oleh seorang wanita (single-woman). Padahal, menurut survei yang dilakukan U.S. Census Bureau pada tahun 2007, keluarga yang dikepalai oleh single-woman 6 kali lebih rentan terhadap kemiskinan daripada keluarga lengkap. Selain itu, orang-orang kulit berwarna (Hispanik, Afro-amerika, Alaskan, Asian, Hawaiian) lebih rentan terhadap kemiskinan daripada orang-orang kulit putih.
Seperti yang telah diutarakan di atas, wanita lebih rentan terhadap kemiskinan. Kondisi inilah yang disebut feminization of poverty. Pekerja sosial melihat permasalahan wanita ini melalui konteks lingkungan makronya. Gutierrez and Lewis (1998) mengkategorikan tiga pendekatan yang dapat dilakukan pekerja sosial dalam mengkaji permasalahan tersebut, antara lain: (1) menggunakan “a gender lens,” (2) menggunakan “empowerment through consciousness-raising,” dan (3) menggunakan “grassroots, bottom-up approach” untuk mengubah komunitas. A Gender Lens membuat cara pandang baru bahwa wanita dan segala permasalahnnya menjadi fokus utama. Empowerment through Consciousness-raising adalah pendekatan yang mana pekerja sosial membantu klien sadar akan permasalahannya dan memberi jawaban atas kegelisahannya dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan kritis. Grassroots (Bottom-up Approach) berarti orang-orang, dalam hal ini wanita, yang berada di tingkat bawah berkumpul, menyatukan visi-misi, dan membuat suatu komunitas/pergerakan, sehingga mereka dapat berada pada level makro.
Para tokoh sosiologi sepeti Karl Marx dan Max Weber mengkategorikan masyarakat ke dalam kelas-kelas berdasarkan suatu fenomena yang terjadi. Kelas-kelas inilah yang mendefinisikan siapa yang kaya dan siapa yang miskin. Upper-class adalah kelas orang-orang yang memunyai kekayaan berlimpah, kekuasaan, dan status yang tinggi, seperti investor, bangsawan, dan eksekutif. Upper middle-class adalah kelas orang-orang yang bukan pemilik hasil produksi, walaupun begitu mereka memunyai kontrol terhadap produksi dan pekerja, seperti profesional, broker saham, dan manajer perusahaan. Middle-class adalah kelas orang-orang yang memunyai posisi/fungsi supporting (white-collar job), seperti teknologis medis, suster, dan sekretaris medis). Working-class adalah kelas orang-orang yang bekerja pada industri semi-skilled atau posisi level rendah pada perusahaan jasa, seperti, kasir dan penjaga konter restoran makanan cepat saji. Working poor adalah kelas orang-orang yang bekerja pada sektor yang tidak membutuhkan keterampilan dan mereka seringkali menerima honor yang sangat rendah. Chronically poor adalah kelas orang-orang yang kesusahan mendapatkan kerja, hidup di bawah garis kemiskinan, serta memunyai lebih banyak hutang daripada harta.
Terdapat dua alasan mengapa kemiskinan tetap ada di dunia ini, antara lain economic, political, and social structure factor dan individual factor. Secara ekonomi, ada tiga hal yang membuat kemiskinan tidak pernah terselesaikan, meliputi sistem penggajian yang terlalu rendah, meningkatnya jumlah pekerjaan yang membutuhkan keahlian/keterampilan tinggi, dan bertambahnya jumlah perusahaan-perusahaan yang memindahkan pabriknya ke daerah yang memunyai SDM dengan biaya rendah. Secara politik, kemiskinan berhubungan dengan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, seperti naiknya persen pajak yang malah akan meningkatkan jumlah kemiskinan. Secara sosial, masyarakat melalui berbagai interaksi yang menghasilkan stratifikasi dan menimbulkan diskriminasi terhadap golongan-golongan tertentu. Hal ini mengakibatkan golongan-golongan tersebut terpinggirkan di daerah-daerah kumuh yang memiliki sumber daya yang terbatas. Faktor berikutnya adalah faktor individu. Ketika manusia lahir dan berkembang di masyarakat, mereka menghasilkan human capital (keterampilan, pengetahuan dsb) yang mana hal itu membantu dalam kualifikasi pencarian kerja, sehingga membantu dalam mengentas kemiskinan.
Kemiskinan mengakibatkan dampak-dampak buru bagi kehidupan, antara lain: (1) Dari segi kesehatan, masyarakat miskin sulit sekali mendapatkan akses kesehatan yang memadai. Kita mengetahui bahwa tarif kesehatan makin mahal ditambah orang-orang miskin, yang biasanya bekerja “rendahan”, tidak mendapatkan berbagai bantuan asuransi kesehatan. (2) Dari segi pendidikan dan pekerjaan, anak-anak dari keluarga miskin seringkali tidak mendapatkan pendidikan. Walaupun mereka mendapatkan pendidikan, mereka hanya tetap mendapatkan pendidikan yang seadanya, kurang fasilitas, kurang buku bagus, dan kurang guru yang berpengalaman. Kurangnya pendidikan juga menggiring pada rendahnya kualitas.
REFERENSI
[1] Zastrow, Charles. 2010. Introduction to Social Work and Social Welfare. 10th edition. Pacific Grove: Brooks/Cole Publishing Company.
[2] Kirst-Ashman, Karen K. 2010. Introduction to Social Work and Social Welfare, Critical Thinking Perspective. Third Edition. Belmont: Brooks/Cole.
Sumber gambar : potret-online.com
Leave a Reply