Merupakan tugas makalah yang ditulis oleh :
Ahmad Rofai
Dio Anggara
Enrico Chandra Wijaya
Nadiya Alistika
Putri
Novi Kavita
2014, Universitas Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk paling sempurna yg dibekali akal pikiran sehingga dapat mengembangkan kualitas dirinya. Oleh karena itu manusia membutuhkan suatu sarana dalam mencapai tujuan tersebut. Sarana yang digunakan oleh manusia dipengaruhi oleh banyak faktor, selain dari faktor motivasi, faktor lingkungan juga sangat berengaruh
Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial, sehinggga manusia pasti membutuhkan orang lain dalam kehidupanya, termasuk dalam mengembangkan kualitas diri. Inetraksi sesama manusia sangat penting dalam menjalin hubungan sehinggga terjadi harmonisasi dalam kehidupan. Seiring berjalannya waktu, manusia membuat kelompok-kelompok untuk mencapai suatu tujuan. Kelompok tersebut biasanya terbentuk bedasrkan kepentingan yang sama, latar belakang yang sama, dan faktor-faktor pengkat lainya. Hubungan antar individu dalam kelompok dapat menimbulkan dinamika kelompok. Dinamika ini wajar terjadi guna mempererat solidaritas kelompok tersebut.
Pada satu titik tertentu manusia seakan-akan berkumpul pada tempat yang sama didasari latar belakang, sejarah, ikatan darah yang kemudian membtuk sebuah masyarakat. Dimana dalam masyarakat, manusia salinng berinteraksi sehingga terbentuklah aturan-aturan yang terdapat pada masyarakat tersebut. Sehingga terbentuklah suatu kebudayaan. Kebudayaan tersebut menjadi suatu identitas dan pengikat bagi masayarakat yang bersangkuktan. Kebbudayaan menjadi sangat enting karena berhubungan dengan nilai dari masayarakat tersebut.
Dilingkungan Universiats Indonesia sendiri terdapat enam karakter guna menunjang kualitas setiap mahasiswa dalam mempersiapkan hidup dimasa yang akan datang. Nilai tersebut terus dikembangkan baik melalui pembajaran langsung maupun tidak langsung .
BAB II
PEMBAHASAAN
Keterkaitan Buku ajar II MPKT Terhadap Nilai-Nilai Yang Dikembangkan Universitas Indonesia.
I.II Kebudayaan
Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat. Kebutuhan manusia pada bidang spiritual dan material sebagian besar dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Spritualitas tidak terpisah dari kehidupan sehari-hari. Spiritualitas memberikan kedalaman dan integritas kepada kehidupan manusia sebagai makhluk yang hidup dalam kebudayaan, tempat, dan waktu tertentu. Dengan adanya spiritualitas yang baik maka akan memunculkan suatu keutamaan karakter kebijaksanaan dan pengetahuan yang didalamnya terdapat kekuatan karakter berupa kreatifitas. Dengan adanya suatu kreatifitas maka kebudayaan akan terbentuk.
Di dalam unsur universal kebudayaan terdapat satu unsur yang berkaitan erat dengan spiritualitas, yaitu religi. Meskipun keduanya memiliki makna yang berbeda namun spiritualitas mengacu kepada sesuatu yang teramat religius, sesuatu yang berkaitan dengan roh dan hal-hal sakral. Semua aktivitas manusia yang berkaitan dengan religi berdasarkan atas suatu getaran jiwa yang disebut emosi keagamaan (religious emotion). Emosi keagamaan inilah yang mendorong manusia melakukan tindakan-tindakan bersifat spiritualitas. Emosi keagamaan ini juga yang menyebabkan benda, suatu tindakan, atau gagasan, dianggap memiliki nilai keramat. Kebudayaan Indonesia juga sering dikaitkan dengan sesuatu hal yang bersifat keramat dan berhubungan dengan roh dan hal-hal sakral yang merupakan inti dari spiritualitas.
Nilai kreatifitas yang ingin dikembangkan oleh Universitas Indonesia sangat berkaitan erat dengan kebudayaan. Kreatifitas dalam kebudayaan tercermin dari adanya inovasi dan penemuan baru. Ide atau gagasan akan muncul dari seseorang yang memiliki kreatifitas tinggi, yang mampu berpikir keluar dari jalur yang biasa sehingga dalam tingkah lakunya akan mencerminkan suatu aktivitas yang berbeda dari orang lain. Dengan adanya tingkah laku yang unik tersebut akan menghasilkan suatu wujud fisik atau alat dari hasil aktivitas serta untuk mempermudah aktivitas manusia yang lagi-lagi muncul karena adanya kreatifitas.
Dalam upaya melestarikan kebudayaan, kreatifitas juga dibutuhkan. Bagaimana suatu masyarakat dapat mengemas kebudayaannya menjadi suatu bentuk yang menarik sehingga budaya tersebut akan tetap ada dan lestari. Suatu masyarakat yang tidak memiliki kreatifitas yang tinggi akan kesulitan dalam melestarikan kebudayaannya, dimana hal tersebut dapat mengakibatkan suatu kebudayaan hilang.
Nilai tenggang rasa dibutuhkan ketika suatu kebudayaan bertemu dengan kebudayaan lain. Suatu masyarakat yang berbudaya harus dapat menghargai kebudayaan bangsa lain. Suatu masyarakat tidak diperkenankan bersikap etnosentris karena sikap tersebut dapat menimbulkan konflik. Dengan mimiliki rasa tenggang rasa hubungan antar kebudayaan akan terjalin dengan baik. Antar kebudayaan dapat saling berbagi kebudayaan sehingga dapat tercipta keharmonisan antar masyarakat berbudaya. Tenggang rasa tidak hanya ada dalam dimensi antar kebudayaan saja, namun di dalam suatu kebudayaan pun harus tetap ada rasa tenggang rasa. Misalnya adalah Indonesia memiliki beragam suku bangsa yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Disini antar suku bangsa harus tetap ada rasa tenggang rasa agar tidak terjadi konflik antar suku bangsa. Nilai gotong royong pun dapat tumbuh disini. Bagaimana antara suku bangsa tersebut bergotong royong, bahu-membahu menciptakan suatu kebudayaan Indonesia yang mencerminkan kebangsaan yang memandang perbedaan sebagai suatu kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan sebagai suatu nilai jual yang tinggi.
Kebudayaan juga berhubungan erat dengan kebangsaan. Kesadaran kebangsaan Indonesia adalah kesadaran multikultural yang menyatakan bahwa bangsa Indonesia adalah satu bangsa yang terdiri dari berbagai macam budaya, baik yang berlatar belakang agama, suku maupun keturunan. Keberagaman budaya itu adalah ciri bangsa Indonesia. Konsep kebudayaan Indonesia adalah konsep cultural pluralism. Dalam konsep ini kelompok-kelompok yang berbeda bahkan harus didorong untuk menumbuh-kembangkan sistem budayanya masing-masing dalam kebersamaan, agar dengan demikian dapat memperkaya kehidupan masyarakat majemuk yang bersangkutan. Oleh karenanya, adalah wajar bila satu kelompok, apakah etnik, agama, atau ras mempunyai kebanggaan dan solidaritas kelompoknya masing-masing. Solidaritas atau kepentingan kelompok bahkan tetap dihormati dan dihargai. Akan tetapi, apabila sudah menyangkut solidaritas dan kepentingan bangsa, solidaritas dan kepentingan kelompok harus ditinggalkan karena hal tersebut telah mencerminkan adanya etnosentrisme dan dapat menimbulkan konflik. Apabila sudah menyangkut kepentungan bangsa, maka komitmen solidaritasnya harus terangkat dari tingkat lokal primordial ke tingkat nasional yang membangsa.
Keberadaan bangsa Indonesia didasarkan pada kesamaan tekad, semangat dan cita-cita. Yakni, kesamaan tekad dan semangat untuk bersatu menjadi satu bangsa merdeka dalam wadah Negara Indonesia. Jadi, keinginan bersatu itulah yang menjadi roh keberadaan bangsa Indonesia. Kesamaan tekad dan semangat untuk bersatu tumbuh ketika setiap warga bangsa Indonesia merasa senasib sepenanggungan dalam cengkraman penjajah. Terutama dikalangan warga bagsa yang sudah terdidik tumbuh pemahaman dan kesadaran bahwa tanpa persatuan sebagai suatu bangsa kita tidak akan dapat mengusir kaum penjajah. Pemahaman, kesadaran, dan kehendak untuk bersama itu kemudian menyebar dan disepakati oleh seluruh warga bangsa Indonesia. Itulah semangat kebangsaan yang berdasarkan pada cipta, rasa dan karsa bangsa dalam melakasanakan tugas kesejarahannya, membangun diri untuk melanjutkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bersama bangsa-bangsa lainnya ditengah peradaban dunia.
II.II Kelompok
Saat kita berbicara tentang kelompok, kita tidak akan terlepas dari pembahasan mengenai sebuah kelompok terbentuk dan berkembang. Menurut Tuckman (dalam Suzanne Janasz, Karen Dowd, dan Beth Scheider, 2009) kelompok tumbuh dan berkembang melalu berbagai tahapan yang diantaranya mulai dari tahap forming (pembentukan), storming (goncangan), norming (pembentukan norma), performing (melakukan atau melaksanakan), dan adjourning (penangguhan).
Selain itu, dalam kelompok juga terdapat tipe kelompok sesuai dengan efektivitasnya, yaitu kelompok pseudo, kelompok tradisional, kelompok efektif dan kelompok kinerja tinggi. Hal ini berkaitan dengan nilai-nilai yang diajarkan oleh Universitas Indonesia yang salah satunya adalah gotong royong. Tidak bisa dipungkiri bahwasannya seorang individu memiliki kebutuhan yang kuat untuk hidup bersama dalam suatu kelompok. Hal ini dikarenakan manusia sebagai makhluk sosial yang tidak akan bekerja dengan sendirinya.
Individu yang berada didalam sebuah kelompok pastinya melakukan sebuah interaksi diantara mereka. Melalui proses interaksi, individu menyepakati aturan-aturan atau norma-norma yang mengatur kehidupan berkelompok (Singgih, Diponegoro, Solihat, dan Moeis, 2013). Jadi, dalam pembahasan mengenai kelompok ini, nilai gotong royong sangatlah diperlukan. Hal ini dikarenakan hakikat manusia yang tidak bisa hidup secara mandiri dan akan memerlukan pertolongan orang lain dalam membantu individu tersebut untuk menjalani kehidupannya sehari-hari.
II.III Otak Manusia
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa otak merupakan salah satu organ terpenting bagi manusia. Otak memiliki peran yang sangat penting dalam mengendalikan fungsi organ tubuh lainnya. Hal itu dikarenakan otak merupakan pusat dari keseluruhan organ manusia. Apabila otak sehat, maka akan mendorong kesehatan tubuh serta menunjang kesehatan mental manusia. Namun apabila otak terganggu, maka kesehatan tubuh dan mental manusia ikut berganggu. Seandainya jantung atau paru-paru manusia berhenti bekerja selama beberapa menit, manusia masih bisa bertahan hidup. Namun jika otak manusia berhenti bekerja selama satu detik saja, maka tubuh akan mati. Hal tersebut dikarenakan pusat organ berhenti, sehingga organ lainpun ikut berhenti sehingga berdampak pada kematian.
Dalam dunia pendidikan dasar, tidak semua bagian otak diajarkan. Hanya anatomi berikut fungsinya saja. Selain paling penting, otak juga merupakan organ yang paling rumit. Otak memiliki bagian-bagian yang sangat banyak. Selain itu, bagian tersebut juga sanget kecil. Sehingga diperlukan waktu yang lama untuk memahami secara detail mengenai bagian-bagian dan fungsinya.
Hubungan belahan otak dengan kreativitas
Manusia memiliki dua belahan otak di mana setiap belahan memiliki peran masing-masing. Belahan otak kiri memiliki spesialisasi dalam menghadapi masalah sekuensial, analitikal, bahasa lisan, operasi aritmatika, penalaran, dan operasi rutin. Belahan otak kiri ini menjadikan manusia cenderung berpikir secara sistematis dan taat pada aturan, namun kadang terlalu kaku. Sedangkan belahanotak kanan memiliki spesialisasi menghadapi masalah holistik, abstrak, bahasa tubuh, pencerahan, dan operasi baru. Manusia yang memiliki otak kanan sangat kuat biasanya ahli dalam bidang seni. Dari hal tersebut kita tahu bahwa otak kanan sering berperan pada terciptnya produk kreatif, namun karena sifatnya terlalu kurang beraturan, sering kali suatu gagasan hebat tidak sampai menghasilkan produk kreatif. Dengan demikian dibutuhkan otak kiri untuk mewujudkannya. Oleh karena itu, kreativitas dapat dikatakan hasil kerja sama antara belahan otak kanan dengan otak kiri.
Hubungan tiga serangkai otak dengan kecerdasan spiritual
Manusia memiliki berbagai kecerdasan, salah satu kecerdasan yang dimili manusia adalah kecerdasan spiritual. Cassirer (1944 dalam An Essay on Man dalam Manusia sebagai Individu, Kelompok, dan Masyarakat 2013) menjelaskan bahwa sejak zaman purba, manusia secara inisiatif sudah menyadari dan memiliki kecenderungan untuk mencari sesuatu yang lebih besar daripadanya. Pada orang-orang yang beragama ‘sesuatu’ yang dimaksudkan adalah Allah, tuhan, Dewa. Dan lain sebagainya. Sedangkan bagi orang-orang yang tidak beragama, seringkali mengkaitkan dengan alam semesta atau kekuatan-kekuatan hebat yang ada.
Kecerdasan spiritual sendiri erat kaitannya dengan kehidupan beragama walaupun tidak identik dengan keagamaan. Bisa jadi orang beragama namun tidak memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi, ini terjadi pada masyarakat yang masih menjalankan ritual keagamaan namun tidak menyadari mengenai apa yang dilakukan. Sebaliknya, bisa saja orang yang tidak beragama secara formal, namun mereka menyadari bahwa dirinya merupakan bagian kecil dari sesuatu yang besar, oleh karena itu perlu menjalani hidup sesuai kepentingan yang lebih besar dari pada hanya sekedar dirinya sendiri. Dengan demikian untuk menjalankan keagamaan dengan penuh kesadaran dan mendapatkan pemahaman agama dibutuhkan kecerdasan spiritual namun kecerdasan spiritual sendiri tidak menjamin seseorang beragama.
II.IV Perbedaan Individual
Setiap manusia memiliki banyak perbedaan baik dalam keribadian, kebiasaan, kesukaan, keahlian. Perbedaan tersebut lebih sering disangkutkan dengan kepribadian. Sepasang kembar belum tentu memiliki kepribadian yang sama. Hal ini membuktikan bahwa manusia merupakan makhluk unik dengan berbagai perbedaan. Perbedaan dapat menjadi kekuatan intergrasi , namun perbedaan tersebut dapat juga memunculkan suatu konflik.
Perbedaan juga akan menjadi saranan terbentuknya tengang rasa antar sesama. Suatu nilai tenggang rasa terbentuk karena interaksi. Dalam dunia sosial manusia berinteraksi satu sama lain. Interaksi akan semakin lancar apabila saling memahami kepribadian diri dan orang lain. Dengan begitu tenggang rasa akan terjadi , tenggang rasapun akan memculkan sebuah integrasi yang kuat.
Dalam memahami kepribadian orang lain dan diri sendiri terdapat suatu teori kepribadian. Teori hasil buah kreatifitas sepasang psikolog , ibu dan anak, yaitu Katherine Briggs dan Isabella Myers Briggs. Mereka mengembangkan sebuah model yang disebut Myers-Briggs Type Indicator (MBTI ®), yang dikembangkan berdasarkan teori kepribadian Carl Jung. MBTI hasil kembangan mereka telah memmbantu menjelaskan teori psikologi dari Jung sehingga lebih mudah dipahami dan daoat bermanfaat bagi kehidupan manusia.
MBTI (Myers-Briggs Type Indicator) merupakan instrumen tes yang sangat populer di kalangan pemerrhati kepribadian individu. MBTI dikembangkan pada era Perang Dunia II untuk membantu para pencari kerja menemukan tipe pekerjaan yang palin cocok untuk mereka; apakah mereka cocokmenjadi polisi, manajer, pilot, koki ataupun bos mafia?
MBTI ini mengidentifikasikan dan mengkategorisasi kecendrungan perilaku dalam empat dimensi , yaitu :
(E) Ekstraversion / Introversion (I)
Dimensi pertama ini membahas tentang bagaimana individu berinteraksi dengan dunia dan dari mana asal energi yang dimilikinya. Seorang dengan extravert lebih tertarik dengan objek di luar dirinya. Umumnya mereka senang bergaul , bekerja dengan kelompok, dan berada dalam keramain. Sebaliknya intravert lebih tertarik melakukan kegiatan-kegiatannya sendiri dalam ketenangan. Bagi intravert apabila terlalu lama berada di antara orang banyak , hal itu membuat energinya terkuras dan cepat lelah. Dari kedua pemaparan terlihat kaum extravert cenderung lebih mampu bekerja sama dan bergotong royong dengan dunia di luarnya.
(S) Sensing / Intuition (I)
Dimensi ini membicarakan jenis informasi yang mudah ditangkap oleh seseorang. Seorang sensors lebih mudah menangkap informasi melalui pancaindera biasanya cukup cermat dengan fakta-fakta , namun harus berusaha keras saat mencari makna ‘di belakang fakta’ fakta tersebut. Sebaliknya , seorang intuitif cepat menangkap makna dari sebuah fakta, namun harus hati-hati saat menangkap dengan panca inderanya , karena kurang jeli dan kadang-kadang keliru.
(T) Thinking / Feeling (F)
Dimensi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan. Individu yang memiliki kecedrungan thinking biasa disebut thinkers. Mereka biasa berpikir panjang sebelum mengambil keputusan. Mereka akan mempertimbangkan baik burukbya, aturan-aturannya, semua itu dianalisis. Setelah pasti barulah ia memutuskan keputusanya. Individu yang cenderung feeling disebut feelers. Mereka sangat peka terhadap perasaan orang lain. Sebuah keputusan diambil setelah memperhitungkan dampaknya terhadap orang lain.
(J) Judging / Perceiving (P)
Dimensi keempat ini melihat derajat fleksibilitas seseorang. Judging disini bukan berarti judgemental atau menghakimi. Judging disini diartikan sebagai tipe orang yang selalu bertumpu pada rencana dan sistematis, serta senantiasa berpikir dan bertindak secara sekuensial (tidak meloncat-loncat). Sementara tipe perceiving adalah mereka yang bersikap fleksibel , adaptif dan bertindak secara random untuk melihat beragam peluang yang muncul. Perceivers lebih menyukai kehidupan yang luwes, mereka lebih jugalebih suka mencari apa makna kehidupan daripada mengendalikanya.
Temperamen
Berdasarkan Model MBTI, David Keirsey membagi empat kelompok temperamen dan dalam tiap temperamen terdapat empat tipe yang berbeda , namun keempatnya memiliki beberapa persamaan . Keempat temperamen tersebut diberikan nama yang disarikan dari kesamaannya.
Penamaan keempat kelompok berdasarkan temperamen adalah sebagai berikut :
Pembimbing / Tradisionalists (SJ)
ESTJ ISTJ ESFJ ISFJ
Kekuatan
Pembimbing/ Tradisionalis adalah orang-orangf yang praktis dan terorganisasi , teliti, serta sistematis. Mereka sangat memperhatikan peraturan , kebikjakan , kontrak, ritual, maupun jadwa . Mereka sangat hebat dalam memamndu, memonitori, dan menjalankan aturan.
Kemungkinan Kelemahan
Pembimbing/ Tradisional tidak tertarik pada teori atau hal-hal yang abstrak. Mereka kurang memperhatikan masa depan dibandingkan masa kini. Perencanaan jangka panjang bukanlah kekuatannya. Kelemahan utama Pembimbing/ Tradisionalis adalah mereka kurang luwes, cenderung sistematis , dan kurang imajinatif.
Artisans / Experiencers (SP)
ESTP ISTP ESFP ISFP
Kekuatan
Tangkas mengangkap kesempatan, tidak takut mengambil resiko, senang melakukan perubahan demi kebutuhan atau krisis mendesak, lebih suka menghadapi fakta dan masalah yang nyata, pengamat yang tajam bagi perilaku manusia, negosiator yang hebat, dalam keadaan terbaik mereka memiliki banyak akal, mengasyikan, dan menyenangkan.
Kemungkinan Kelemahan
Sulit ditebak , tidak berpikir cermat sebelum bertindak ,tidak menyukai teori, mengalami kesulitan dalam melihat hubungan maupun pola dari sebuah peristiwa, kehilangan antusiasme saat kondisi kritis berlalu, tidak mengikuti aturan yang baku, dalam keadaan terburuk , mereka mungkin kurang bertanggungjawab, mungkin kurang dapat diandalkan, kekanak-kanakan dan impulsif
Idealist (NF)
ENFJ INFJ ENFP INFP
Kekuatan
Idelis mengetahui bagaimana mengeluarkan potensi terbaik orang dan memahami cara memotivasi orang lain untuk bekerja sebaik-baiknya. Mereka ahli dalam menyelesaikan konflik dengan orang lain serta membangun tim yang dapat bekerja sama dengan efektif dan pandai membuat orang percaya diri. Idealis pandai dalam mengidentifikasikan solusi kreatif bagi berbagai masalah.
Kemungkinan Kelemahan
Idealis memiliki kecendrungan mengambil keputusan berdasarkan perasaannya dan mudah larut pada masalah orang lain sehingga membuatnya kewalahan . Mereka juga kadang-kadang terlalu idealis sehingga terkesan kurang praktis. Kelemahan terbesar mereka adalah mungkin angin-anginan, tidak dapat diterka, dan terlalu emosional.
Rationals / Conceptualizers (NT)
ENTJ INTJ ENTP INTP
Kekuatan
Raional/ Konseptualis memiliki visi dan dapat menjadi inovator yang hebat. Mereka dapat melihat berbagai kemungkinan maupun gambaran besar dari situasi , serta mudah menkonseptualisasi dan merancang perubahan-perubahan yang diperlukan di lingkungannya. Rsional/ Konseptualis mudah dalam memahami gagasan yang kompleks dan teoretikal serta pandai mendeduksikan prinsip-prinsip atau kencendrungan-kecendrungannya.
Kemungkinan Kelemahan
Kadang Rasionalis/ Konseptualis terlalu rumit untuk dipahami orang lain. Mereka juga memiliki kecendrungan mengabaikan detail-detail yang penting. Mereka dapat menjadi sangat skeptis dan sering menantang aturan-aturan, asumsi, adat-istiadat yang berlaku. Hal terparah adalah mereka daoat menjadi seorang yang arogan, menarik diri, dan asyik dengan dunianya sendiri.
Simpulan
Manusia adalah makhluk yang unik dengan berbagai ragam perbedaan, salah satunya kepribadian. Perbedaan dalam kepribadian dapat menjadi kunci integrasi, namun juga dapat memicu suatu konflik. Sehingga dalam memahami kepribadian satu sama lain dibutuhkan suatu metode. Salah satu metode tersebuat adalah MBTI (Meyrs-Briggs Type Indicator). MBTI merupakan hasil pemikiran dari Katherine Briggs dan Isabella Meyrs Briggs . Kemudian dikembang pada era Perang Dunia II , saat itu MBTI digunakan untuk membantu para pencari kerja menemukan tipe pekerjaan yang palin cocok untuk mereka. Dalam metode dipelajari berbagai kepribadian melalui empat dimensi yaitu :
- (E) Ekstraversion / Introversion (I)
- (S) Sensing / Intuition (I)
- (T) Thinking / Feeling (F)
- (J) Judging / Perceiving (P)
Nantinya akan dihubungkan melalui temperamen dan menghasilkan empat kelompok temperan yaitu :
- Guardians/ Tradisionalist (SJ)
- Artisans / Experiencers (SP)
- Idealist ( NF)
- Rationals / Conceptualizer (NT)
II.V Komunikasi
Keterkaitan komunikasi dengan nilai Kebangsaan
Komunikasi adalah hal yang tak dapat dihindari dan kita akan terus terlibat dalam aktivitas komunikasi dalam hidup kita. Komunikasi memainkan peran utama dalam aspek kehidupan, terlepas dari tujuan dan kepentingannya kemampuan berkomunikasi efektif akan meningkatkan hidup kita. Komunikasi berkaitan dengan nilai kebangsaan karena setiap bangsa berkomunikasi dengan cara caranya sendiri. Setiap bangsa mempunyai ciri tersendiri untuk berkomunikasi seperti bahasanya, budayanya, dan nilai nilai komunikasi yang dianut dalam bangsa tersebut. Dengan berkomunikasi secara efektif, suatu bangsa dapat memberikan ciri karena setiap bangsa mempunyai bahasa, budaya, dan nilai nilai yang dianut dalam berkomunikasi. Nilai kebangsaan pun dapat terjaga dikarenakan oleh komunikasi para rakyat bangsa itu sendiri. Seperti berkomunikasi dengan bahasa bangsa tersebut dengan baik dan benar.
Setiap bangsa mempunyai bahasa yang berbeda, dengan berkomunikasi dengan bahasa bangsanya sendiri dapat memberikan identitas bangsanya kepada orang orang lain yang berbeda bangsanya. Budaya bangsa pun berbeda, komunikasi dengan budaya yang dianut suatu bangsa dapat menjaga budaya tersebut dari pengaruh budaya budaya bangsa lain. Nilai nilai komunikasi yang dianut pun berbeda di setiap bangsa, berkomunikasi dengan baik dan benar sesuai dengan nilai yang dianut bangsa sendiri pun dapat menjaga nilai kebangsaan dari bangsa itu sendiri. Komunikasi yang efektif dapat memelihara nilai kebangsaan suatu bangsa karena itu tertanam di setiap diri rakyatnya dan dilakukan setiap saat di dalam aspek kehidupannya.
Keterkaitan komunikasi dengan nilai Kejujuran
Setiap berkomunikasi mempunyai hambatan yaitu hambatan emosional yang dapat berarti kejujuran salah satu aspek yang menentukan lancarnya berkomunikasi. Dalam berkomunikasi kejujuran adalah hal yang penting karena komunikasi tidak berjalan efektif jika saling mempunyai kecurigaan dan ketidakpercayaan untuk saling berkomunikasi. Akibatnya pun komunikasi yang tidak efektif dikarenakan tidak adanya kejujuran dan dapat menjadi nilai nilai yang baru karena kebiasaan para individu untuk tidak jujur dalam berkomunikasi sehingga generasi penerus pun akan menirukan apa yang ia lihat dari para pendahulunya.
Oleh karena itu, kejujuran menjadi hal yang sangat penting dalam berkomunikasi karena jika adanya rasa saling percaya maka akan menimbulkan komunikasi yang efektif di dalam masyarakat sehingga keuntungan dalam eektifnya komunikasi dapat diraih para individu.
Keterkaitan komunikasi dengan nilai Kreativitas
Komunikasi yang efektif dapat menyebabkan meningkatnya cara individu memandang dirinya sendiri. Artinya, komunikasi dapat memperngaruhi persepsi diri yang membuat kesadaran yang lebih besar dan penghargaan diri serta keberhasilan komunikasi dalam situasi sosial akan menimbulkan perasaan yang lebih positif tentang diri sendiri. Tingkat kreativitas para individu itu berbeda dan tingkat kesadaran akan kreativitasnya pun berbeda. Jika seseorang dapat berkomunikasi secara efektif, ia akan memahami dirinya sendiri bahwa ia mempunyai kreativitas yang terpendam dalam dirinya karena kreativitas bersumber dari dirinya sendiri dan akan berkembang jika kreativitas dipahami serta disalurkan dengan tepat.
Komunikasi yang efektif dapat membuat kreativitas individu meningkat dan berkembang. Kreativitas seorang individu dapat disalurkan dengan komunikasi yang efektif seperti seseorang mempunyai kreativitas yang terpendam dalam dirinya, jika ia dapat berkomunikasi dengan efektif orang lain dan bahkan dirinya sendiri pun dapat memahami nilai kreativitasnya sehingga keuntungan komunikasi efektif seperti dapat membantu kita sukses secara professional pun dapat diraih
II.VI Mayarakat
Satu hal yang membedakan menusia dengan hewan adalah, manusia memiliki kebudayaan dan tujuan dalam hidup bersama. Sehingga manusia perlu untuk saling bekerja sama serta membutuhkan satu sama lain guna mencapai harapan yang menjadi tujuan hidup bersama. Aristoteles menamai manusia sebagai Zoon Politicon yang berarti manusia adalah makhluk sosial dan tidak bisa hidup sendiri serta saling membutuhkan.
Dibawah ini akan penulis sampaikan beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli, namun sebelum itu, secara bahasa, masyarakat adalah musyarak (dalam bahasa arab) yang berarti “ikut serta” atau “partisipasi”, dalam bahasa latin societatis yang berarti teman atau kerabat. dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang saling berpatisipasi, berteman, dan bergaul.
Hasan Shadily menjelaskan bahwa masyarakat merupakan golongan besar atau kecil yang terdiri atas beberapa manusia, yang dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh-memengaruhi satu dengan lainya.
Ralph Linton mengartikan masyarakat sebagai setiap kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama dalam hidup yang relatif lama dan mampu membuat keteraturan dalam kehidupan bersama dan mereka menganggap sebagai satu kesatuan sosial. Kontjaningrat dalam bukunya Pengantar Ilmu Antropologi (2009, 118), mengatakan bahwa masyarakat merupakan kasatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, yang yang terikat oleh suatu rasa identitas yang sama.
Selo Sumardjan mendefinisikan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersma dan menghasilkan kebudayaan. Karl Max mendefinisikan masyarakat sebagai suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi. Emile Durkheim mendefinisikan masyarakat sebagai suatu kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
Soerjono Soekanto suatu dikatakan masyarakat jika memenuhi unsur-unsur berikut:
- Beranggotakan minimal 2 orang
- Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan
- Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia yang baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat.
- Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaittan satu sama lain sebagai anggota masyarakat..
Berdasarkan pengertian-pengertian yang dikemukakan ahli diatas, dapat kita ringkas masyarakat berarti :
- Kumpulan manusia yang hidup bersama (ditujukan kepada sekumpuan masyarakat besar)
- Bergaul dan berinteraksi dalam waktu yang relatif lama.
- Setiap anggota menyadari sebagai sati kesatuan.
- Membengun bersama sebuah kebudayaan yang membuat keteraturan dalam kehidupan bersama.
Istilah masyarakat, sering kali digunakan secara tumpang tindih dengan istilah lainya
Dalam ilmu sosial dan budaya, yaitu: komunitas, rakyat, warga, penduduk, suku bangsa, dan bangsa, untuk menghindari multitafsir mengenai masyarakat, akan dijelaskan secara singkat arti dari istilah-istilah tersebut diatas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
- Komunitas : kelompok organisme yang hidup dan saling berinteraksi di daerah tertentu
- Rakyat : Penduduk suatu negara
- Warga : Anggota ( keluarga, perkumpulan, dsb) atau tingkatan dalam masyarakat
- Penduduk : orang atau orang yang mendiami suatu tempat
Suku bangsa : kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan sosial lain berdasarkan kesadaran akan identitas perbedaan kebudayaa.
Berdasarkan paparan singkat mengenai masyarakat diatas, dapat kita simpulkan keterkaitan materi masyarakat dengan karakter dan nilai yang dikembangkan oleh Universitas Indonesia adalah:
Gotong Royong
Gotong royong erat kaitanya dengan bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama, begitulah dengan masyarakat. Perkumpulan beberapa individu yang hidup dan memiliki nilai yang sama untuk mencapai tujuan bersama.
Spiritual
Spiritual merupakan hasil dari kebudayaan, hal ini berkaitan bagaimana sebuah masyarakat untuk menyusun sebuah kehidupan yang harmonis dbutuhkan sebuah kepercayaan kepada tuhan.
Tenggang rasa
Karena dalam hidup bermasyarakat, tentu akan ditemukan perbedaan dalam individu, maka dari itu, yang menjadi pengikat agar tidak saling merendahkan satu sama lain adalah karena adanya sifat tenggang rasa atas bersama.
Kebangsaan
Rasa kebangsaan muncul ketika seorang merasa memiliki kesamaan dalam budaya, nilai, norma dan segala macam aspek hidup dalam masyarakat tersebut.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Berrdasarkan hal-hal yang telah kelompok HG 4 paparkan diatas dapat kita simpulkan bahwa dalam setiap bab atau sub fokus bahasan buku ajar ii mpta terdapat hubungan lurus terhadap nilai-nilai yang dikembangkan oleh Univeritas Indonesia
Saran
Supaya masyarakat dilingkuang Universitas Indonesia mengerti dan memahami hakekat dirinya dan mengetahui bagaimana cara mnegmbangannya dikaitkan dengan enam karakter yang dikembangkan.
REFERENSI
Singgih, E.Evita, dkk. 2013. Manusia Sebagai Individu, Kelompok, dan Masyarakat. Depok:Universitas Indonesia.
Leave a Reply